Senin, 06 April 2020, Hari Senin dalam Pekan Suci
Yesaya 42:1-7
Mzm 27:1.2.3.13-14; R:1a
Yohanes 12:1-11
Maria sangat yakin akan kasih Yesus sehingga ia secara spontan dan sederhana menunjukkan cintanya dengan cara yang ia tahu paling baik. Dia mengajarkan kita bahwa cinta tidak memperhitungkan pengorbanan atau biaya. Dia berani menunjukkan cintanya kepada Tuhan saat mengurapi kaki-Nya dengan menggunakan balsem murni yang sangat mahal (300 dinar merupakan upah buruh hampir selama setahun), dia tidak keberatan "menyia-nyiakannya" pada Tuhan kita, lebih dari itu, ia membuka rambutnya tanpa malu-malu untuk menyeka kaki Yesus. Dia tahu bahwa Tuhan mengasihinya sama seperti dia, tanpa syarat, unik dan total. Inilah cara Yesus mengasihi kita. Kita yang telah menerima banyak cinta dari Tuhan kita sekarang harus bertanya kepada diri kita sendiri, seberapa besar kita mengasihi Tuhan. Bagaimana kita akan menghibur Dia dan menunjukkan kepada-Nya bahwa Dia tidak mati sia-sia untuk kita dan bahwa pengorbanan-Nya berbuah untuk keselamatan kita?
Kalau setelah menerima cinta Yesus yang luar biasa untuknya dengan pengampunan dan membangkitkan Lazarus, Maria berani membalas dengan cintanya tanpa batas. Dia mengekspresikan cintanya secara total kepada Tuhan karena Yesus sejak awal telah menunjukkan dalam hidup-Nya, apa itu cinta. Bagaimana dengan kita terhadap Tuhan yang menampakkan diri dalam para saudara-saudari yang ada di lingkungan kita, saudara-saudari yang dengan hati kita mencintainya sebagai pasangan hidup, putera-puteri, orangtua, keluarga dekat, keluarga jauh, lingkungan masyarakat kita, para pemimpin bangsa dan negara yang kita cintai?
Most Rev. William Goh
– disadur RDG
Diunggah: frater | Tanggal: 07-04-2020 08:36
Tags: homili-renungan