Pasien covid-19 di Indonesia masih terus bertambah banyak. Ribuan orang terjangkit virus tersebut, dan banyak diantaranya yang meninggal. Berbagai macam pekerjaan ataupun kegiatan banyak yang terhambat karena adanya pandemi ini. Banyak kota di Indonesia yang juga terkena wabah virus corona, bahkan beberapa diantaranya masuk dalam kategori zona merah. Salah satu kota yang terkena dampak dari adanya virus corona ini yaitu kota Palembang, dimana di kota inilah Seminari Menengah kami berada.
Virus Corona merubah sebagian besar dinamika kehidupan manusia. Salah satu bidang yang terpengaruh, yakni bidang pendidikan. Model pendidikan di Indonesia diganti. Anak-anak tidak lagi pergi ke sekolah untuk mengikuti proses belajar mengajar, melainkan tetap tinggal di rumah dan mengikuti proses belajar mengajar secara daring. Hal serupa diterapkan juga oleh Seminari Menengah Santo Paulus Palembang.
Seminari Menengah Santo Paulus Palembang memiliki cara yang unik untuk menanggapi permasalahan yang ada pada saat ini. Salah satu cara yang dilakukan oleh seminari ialah para seminaris diharuskan tinggal di paroki masing-masing selama pandemi ini sampai waktu yang tidak ditentukan, serta sekaligus belajar dengan para romo dan frater yang bertugas. Cara ini dilakukan oleh pihak seminari dan paroki dengan tujuan agar para seminaris tetap aman dari penyebaran virus dan tetap semangat dalam menjalani hidup panggilan.
Kegiatan belajar pun tetap dilaksanakan walau harus menggunakan media komunikasi yang mendukung. Metode pembelajaran yang tergolong baru ini tentu membawa suasana baru bagi para seminaris. Para seminaris tidak lagi merasakan indahnya makan bersama di refter (ruang makan), tidak lagi mendengar teriakan frater yang membangunkan kami di pagi hari, tidak lagi merasakan makanan lezat ala koki seminari dan tidak lagi merasakan uniknya dinamika kehidupan di Seminari. Namun para seminaris diharapkan agar mampu menyesuaikan diri dengan dinamika kehidupan yang baru ini dan terus mengembangkan diri dan hidup panggilan mereka.
Di masa new normal ini kami sebagai seminaris merasa kesulitan mengikuti dinamika baru yang ada. Namun kami pun dituntut untuk mampu bertahan dan menyesuaikan diri dengan dinamika baru ini. Maka dari itu, untuk tetap bertahan dan dapat menyesuaikan diri, kami berusaha untuk mengikuti segala aturan yang dibuat oleh pastor paroki kami dan tetap saling mendukung satu sama lain di antara kami.
Kami menyadari bahwa kami tidak mampu menjalani ini tanpa penyertaan Tuhan. Tuhan menjadi cahaya yang menuntun kami melawati gelapnya situasi baru ini. Namun dengan terang Tuhan itu kami yakin bahwa gelapnya situasi akan berubah menjadi terang karena kami menyusuri gelap itu dengan membawa terang Tuhan. Gelap itu akan kami ubah menjadi terang bukan karena kami hanya berpasrah pada Tuhan saja, melainkan karena kami turut berusaha menjalankan dinamika baru ini dengan sungguh-sungguh. Lakukanlah hal yang terbaik untuk diri kita dan orang lain. PROVIDENCIA DEI.
“Janganlah takut, sebab aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-ku yang membawa kemenangan.”
(Yesaya 41: 10)
Marchellius Rizi Panjaitan
Paroki St.Paulus Muara Bungo
Seminaris St. Paulus Palembang/Poeciss
Diunggah: bob67 | Tanggal: 25-07-2020 18:04
Tags: biara