Lambang Keuskupan Agung Palembang

Pada tanggal 1 Juli 2003, Yang Mulia Bapa Suci Paus Yohanes Paulus II, melalui surat kabar Vatikan L’osservatore Romano mengumumkan hal-hal berikut :
1.    Bapa Suci berkenan mendirikan satu Provinsi Gerejawi Baru di Sumatera, yaitu Keuskupan Agung Palembang.
2.    Bapa Suci telah berkenan menunjuk Mgr. Aloysius Sudarso, SCJ menjadi Uskup Metropolitan pertama untuk Keuskupan Agung Palembang.

Pada tanggal 03 Juli 2021, Paus Fransiskus mengangkat Mgr. Yohanes Harun Yuwono menggantikan Mgr. Aloysius Sudarso, SCJ 

Provinsi Gerejawi Keuskupan Agung Palembang terdiri atas:

1. Keuskupan Agung Palembang (Wilayah mencakup tiga provinsi, yakni Sumatera Selatan, Jambi, dan Bengkulu),

2. Keuskupan sufragan Tanjung Karang, dan

3. Keuskupan sufragan Pangkal Pinang.

 

Filosofi Lambang Keuskupan Agung Palembang

A. MAKNA LOGO

Galero atau topi berwarna hijau (warna topi untuk uskup) dengan 10 jumbai :
Adalah simbol wewenang dan jabatan sebagai uskup yang mengayomi/melindungi. Jumlah jumbai yang 10 buah adalah tanda sebagai uskup agung.
 

Tongkat Salib dengan dua palang mendatar :
Adalah simbol kegembalaan, sebagai uskup agung yang ambil bagian dalam kegembalaan Kristus Sang Gembala Baik.

Perisai 3 Ruang
Secara umum adalah simbol pertahanan dan perlindungan diri dari kekuatan dan gangguan dari luar. Perisai ini terdiri dari 3 ruang dan masing-masing ruang memiliki gambar tertentu adalah kerinduan dan harapan iman dan kehidupan yang ingin dicapai. Tiga ruang menyimbolkan Allah Tritunggal yang Mgr. Yohanes Harun Yuwono imani dan merupakan pelindung dan kekuatan hidupnya; tetapi tiga ruang itu sekaligus menyimbolkan muatan geografis Keuskupan Agung Palembang, yang terdiri dari tiga propinsi, yakni: Propinsi Sumatera Selatan, Propinsi Jambi dan Propinsi Bengkulu. Namun demikian, gambar-gambar yang ada di dalam masing-masing ruang tidak spesifik mengacu hanya pada ruangannya.

Ruang 1:
Gambar Anak Domba melambangkan pengorbanan diri Yesus Kristus - Anak Domba Allah - yang menjadi tebusan bagi keselamatan manusia.

Ruang 2:
Gambar Ikan, secara tradisi merupakan lambang perjamuan kristiani yakni Ekaristi adalah ibadat ilahi bersama Kristus yang memberikan Diri-Nya sebagai makanan untuk kehidupan dan keselamatan bagi semua orang. Ikan dan air juga menggambarkan sebagian wilayah alam Keuskupan Agung Palembang.

Ruang 3:
Gambar Pohon yang hidup adalah simbol peziarahan hidup rohani yang terus tumbuh dan berkembang dinamis, bukan mandeg atau mati. Pohon ini juga menggambarkan hutan dan gunung dan segala kekayaan di dalamnya, termasuk Suku Anak Dalam, dalam wilayah Keuskupan Agung Palembang yang perlu
mendapatkan perhatian kelestariannya dalam semangat Laudato Si.

Warna Merah-Putih dalam perisai adalah warna bendera Indonesia mengisyaratkan bahwa Gereja dan Umat Katolik Keuskupan Agung Palembang sebagai bagian tak terpisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bersemangat Bhinneka Tunggal lka.

 

B. MAKNA MOTTO

Deus Caritas Est - Allah adalah Kasih (1 Yoh 4: 7) adalah semangat hidup dan semangat kegembalaan yang ingin menghidupi spiritualitas hidup Allah sendiri yang mengasihi manusia secara total, tanpa pamrih dan tanpa pilih kasih sampai-sampai Diri-Nya disebut Kasih. Dalam Kasih-Nya Allah tidak membeda-bedakan orang (Kis 10:34). Maka motto ini merupakan kelanjutan semangat kegembalaan Mgr. Yohanes Harun Yuwono di Keuskupan Sufragan Tanjungkarang - Non est Personarum Acceptor Deus; adalah doa dan kerinduan Mgr. Yohanes Harun Yuwono ketika ditahbiskan imam. Semoga Engkau berkenan akan daku, Engkaulah sukacitaku (Maz 104: 34).

 

 

Diperbarui pada tanggal 16-10-2021 22:50