Gerak Sinode Para Uskup di KAPal

SINODE PARA USKUP 2021 – 2023

 

1. PENGERTIAN

Pertama dan terutama, sinode berarti berjalan bersama. Satu pertemuan besar yang adalah corak gaya khusus yang memenuhi syarat hidup dan perutusan Gereja, dengan mengungkapkan sifatnya sebagai Umat Allah. Gereja berjalan bersama-sama dan berkumpul, dipanggil oleh Tuhan Yesus dalam daya kuasa Roh Kudus untuk mewartakan Injil.

 Sinodalitas merupakan “modus vivendi (cara hidup) dan modus operandi (cara bergerak) khusus Gereja, sang Umat Allah, yang menyatakan dan mengungkapkan substansi keberadaannya sebagai persekutuan ketika semua anggotanya berjalan bersama, berkumpul dalam pertemuan dan mengambil bagian aktif dalam misi penginjilannya.”

 

2. PANORAMA SINGKAT: Penjelasan Logo dan Tema

a. LOGO SINODE

b. TEMA SINODE

“Untuk Suatu Gereja Sinodal: Persekutuan, Partisipasi dan Misi.”

+ Persekutuan: Dengan kehendak-Nya yang murah hati, Allah mengumpulkan kita bersama sebagai aneka bangsa dari satu iman, melalui perjanjian yang diberikan-Nya kepada umat-Nya. Persekutuan yang kita bagikan menemukan akarnya yang terdalam dalam kasih dan kesatuan Trinitas.

+ Partisipasi: Sebuah panggilan untuk keterlibatan semua orang yang menjadi anggota Umat Allah – umat awam, orang-orang hidup bakti dan para tertahbis – untuk terlibat dalam latihan mendengarkan satu sama lain secara mendalam dan penuh hormat.

+ Misi: Gereja ada untuk mengevangelisasi. Kita tidak pernah bisa berpusat pada diri kita sendiri. Misi kita adalah untuk memberi kesaksian tentang kasih Allah di tengah-tengah seluruh keluarga manusia.

c. Sasaran dan Peserta

Dalam upacara memperingati 50 tahun pendirian Sinode para Uskup pada Oktober 2015, Paus Fransiskus menyatakan bahwa “dunia tempat kita hidup, dan di mana kita dipanggil untuk mengasihi dan melayani, bahkan dengan segala kontradiksinya, menuntut agar Gereja memperkuat kerja sama di semua bidang misinya.” Panggilan untuk bekerja sama dalam misi Gereja ini ditujukan kepada seluruh Umat Allah.

 

3. LATAR BELAKANG

Pandemi global, konflik-konflik lokal dan internasional, meningkatnya dampak perubahan iklim, migrasi, berbagai bentuk ketidakadilan, rasisme, kekerasan, penganiayaan, dan meningkatnya kesenjangan di antara umat manusia, serta skandalskandal dalam Gereja sendiri telah mengubah banyak hal temasuk wajah dan paradigma Gereja. Pada saat yang sama, krisis global ini telah membangkitkan kembali perasaan bahwa kita semua berada di perahu yang sama, dan bahwa “masalah satu orang adalah masalah semua orang”.

Maka, bagaimana “berjalan bersama” dihayati sekarang ini di tingkat-tingkat yang berbeda (dari tingkat lokal ke tingkat universal), agar memampukan Gereja untuk mewartakan Injil. Dan berusaha menemukan langkah-langkah apa yang diminta Roh untuk kita ambil agar tumbuh sebagai suatu Gereja sinodal.

 

4. MAKSUD DAN TUJUAN

Misi Gereja menuntut seluruh Umat Allah untuk berada dalam perjalanan bersama, dengan setiap anggota memainkan peran pentingnya;  berjalan maju dalam persekutuan untuk menjalankan misi bersama melalui partisipasi masing-masing dan setiap anggotanya.

Tujuan dari Proses Sinodal ini adalah menyediakan kesempatan kepada seluruh Umat Allah untuk mendiskresikan bersama-sama bagaimana melangkah maju di jalan menuju menjadi Gereja yang lebih sinodal untuk jangka panjang.

 

5. PROSES DAN TAHAPAN

  • Sinode Tingkat Keuskupan (17 Oktober 2021 – 11 April 2022).
  • Sinode Tingkat Konferensi-konferensi Episopal dan Sinode-sinode Gereja Timur (September 2022). Instrumen Laboris I.
  • Sinode Tingkat Kontinental (Maret 2023): Instrumen Laboris II.
  • Sinode Para Uskup Sedunia (Oktober 2023)

 

6. INSTRUMEN DAN REKOMENDASI

  • Disermen dan aksesibilitas : melalui mendengarkan, untuk menciptakan ruang bagi bimbingan Roh Kudus. Dan menjamin bahwa sebanyak mungkin umat dapat berperan serta, tanpa memandang lokasi, bahasa, pendidikan, status sosial ekonomi, kemampuan/difabilitas, dan sumber-sumber daya material.
  • Kesadaran budaya dan inklusi: untuk merayakan dan merangkul keragaman dalam komunitas- komunitas lokal dan segala upaya untuk melibatkan mereka yang merasa    terkucilkan atau terpinggirkan.
  • Kemitraan dan Horat atas Hak-hak azasi: berdasarkan model Gereja yang bertanggung jawab bersama dan bermartabat, dan pendapat setiap peserta.
  • Sintesis akurat yang benar-benar menangkap rentang/kisaran perspektif kritis dan apresiatif dari semua tanggapan.
  • Transparansi dan keadilan: dengan memastikan bahwa proses undangan, keterlibatan, inklusi, dan pengumpulan masukan sungguh jelas dan dikomunikasikan dengan baik; dengan menjamin bahwa partisipasi dalam proses mendengarkan memperlakukan setiap orang secara sama.

Demikian pengantar singkat mengenai proses perjalanan Sinode Para Uskup 2021-2023, yang kita mulai hari ini di tingkat keuskupan. Semoga sedikit menjelaskan dan berkenan kepada saudara sekalian. Tuhan memberkati.

 

Palembang, 17 Oktober 2021

Sekretaris Panitia Sinode Para Uskup di tingkat keuskupan

Keuskupan Agung Palembang.

 

 

Diperbarui pada tanggal 17-10-2021 21:34